“Ini sebagai stimulan atau contoh, ke depan skema pembiayaan akan diperluas,” ujarnya.
Salah satunya melalui pembiayaan perbankan atau sumbangan, seperti saat ini Kedutaan Besar Inggris di Indonesia sudah melakukan pra studi kelayakan (pre FS) terhadap 172 sekolah untuk pembangunan PLTS Atap di Jabar.
Deputi Kepala Bank Indonesia Jabar Muslimin Anwar menambahkan, BI terus mendorong perbankan untuk melakukan pembiayaan pada proyek pembangunan energi hijau, termasuk di Jabar.
Namun diakuinya pembiayaan energi hijau memang masih kecil karena tergolong berisiko tinggi. Namun dengan berbagai program dan insentif diharapkan pembiayaan energi hijau akan meningkat.
“Tantangan bagaimana kita menjelaskan kepada investor dan perbankan. Itulah pentingnya WJEF ini agar diketahui jalan keluarnya, serta potensi daerahnya mana saja yang dapat dieksekusi segera,” jelasnya.
Setidaknya, ujar Musimin, muncul kepedulian dari masyarakat energi, investor dan perbankan untuk bersama meningkatkan pembangunan energi hijau di Jabar.
Selain meresmikan PLTS Atap, dalam WJES 2024 juga dicanangkan Duta Energi Sekolah dan seminar.