Setelah prosesi pembukaan, di hari -hari berikutnya dilakukan serangkaian kegiatan upacara yaitu Meuseul Bakal (penumbukan padi), Ngibakan (proses mencuci beras), Nginebkeun (penyimpanan beras ke pangineban dan penyiraman dengan air daun combrang), Mesel Beas/ Nipung (proses membuat tepung beras), Membuat Adonan, dan Membuat Orok-orokan (membungkus adonan dengan daun congkok dan kemudian digodog).
Karena sejumlah keunikannya, Upacara Adat Ngalaksa masuk ke Calendar of Events Kabupaten Sumedang. Tradisi ini dinilai bisa mendongkrak kunjungan wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.
“Kegiatan Ngalaksa ini masuk Calendar of Events di Sumedang. Artinya promosi harus masif agar Rancakalong menjadi kunjungan wisata,” kata Bupati Sumedang.
“Libatkan semua stakeholders dan semua pihak untuk melestarikan budaya Ngalaksa. Crosscuting dan Pentahelix harus ada. Artinya bagaimana memadukan program kegiatan dari berbagai dinas,” tambahnya.
Dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat siap untuk selalu memberikan dukungan. Disparbud Jabar akan terus berkolaborasi dengan pihak terkait seperti Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Dinas Pendidikan, komunitas, masyarakat, serta para akademisi.