Adapun terkait harga jual susu perah dari petani di Jabar, Arifin menilai, masih tetap di angka normal pascakenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi oleh pemerintah pusat. Sektor produksi susu perah belum terkena dampak peningkatan harga BBM.
Dia mengatakan, berbeda dengan sektor lainnya, di mana produksi susu perah masih belum meningkat.
“Sementara ini belum (ada peningkatan dampak kenaikan harga BBM), masih tetap di Rp7 – 8 ribu perliter. Artinya, masih normal dan belum terdampak,” katanya.
Menurut Arifin, kenaikan harga susu bisa dibilang beda dengan beberapa komoditi pasar secara umum. Sebab, terdapat beberapa langkah yang harus ditempuh untuk menentukan kenaikan harga susu.
“Harga masih tetap sama, karenakan harga susu ini ada aturannya dan itu ditentukan pembelinya oleh IPS dengan memperhitungkan dari berbagai komponen, kita masih Rp8 ribu perliter,” ungkapnya.
Sementara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan kurban.
Kang Emil sapaan Ridwan Kamil memastikan penanganan terhadap infeksi virus PMK di Jabar dilakukan dengan maksimal. Salah satunya dengan mempercepat vaksinasi.
“Masyarakat Jabar tetap tenang, penanganan PMK hewan di Jabar tertangani dengan baik menjelang Iduladha bulan depan, jangan khawatir,” kata Kang Emil.
Ia menjelaskan, pelaksanaan vaksinasi PMK pada hewan ternak di Jabar dilakukan tiga tahap yakni suntikan pertama, kedua, dan booster.
“Sama seperti vaksinasi COVID-19 suntikan pertama, kedua dan booster,” ucap Kang Emil.
Bagi hewan ternak yang sudah diperiksa sehat dan cukup umur, kata Kang Emil, akan diberikan sertifikat yang dipasangkan pada leher hewan. Hal itu menandakan bahwa hewan tersebut sehat dan siap untuk dikonsumsi.
“Semua yang sehat akan dikasih sertifikat yang bisa dicek menggunakan handphone. Jadi nanti di setiap kuping sapi sehat bisa di-scan barcode-nya, menandakan itu siap untuk dilakukan kegiatan khususnya untuk sapi potong,” tandasnya.