Gubernur

Gubernur Ridwan Kamil Antar Arkana Imunisasi Polio ke Posyandu

beritain.id – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membawa anaknya, Arkana Aidan Misbach (4), ke posyandu untuk imunisasi polio.

Ridwan Kamil didampingi istri Atalia Praratya tiba pukul 8 pagi di Posyandu Hapsari Melati 2, Warung Muncang, Kota Bandung, Kamis (6/4/2023).

Arkana tampak ceria dan antusias mengikuti imunisasi guna mencegah kelumpuhan fisik.

Ridwan Kamil kemudian meneteskan sendiri vakin polio tetes ke mulut Arkana yang dipandu kader posyandu. Arkana pun tak kesulitan menerima vaksin karena memang rasanya manis.

“Tadi saya sendiri yang memvaksin polio tetes ke Arkana,” ucap Ridwan Kamil.

Sub Pekan Imunisasi Polio (PIN) dilakukan serentak di Jabar dan tahap pertama sudah berlangsung sejak 3 – 15 April 2023.

Selang sebulan akan dimulai tahap kedua dimulai 15 – 27 Mei 2023. Imunisasi polio ini wajib lengkap dua kali agar hasilnya paripurna.

Imunisasi polio di Jabar merupakan tindak lanjut ditemukannya satu kasus polio di Purwakarta beberapa waktu lalu karena belum menerima vaksin polio tipe 2.

Kang Emil — sapaan akrab Ridwan Kamil —  mengajak para orang tua agar segera membawa balitanya ke posyandu untuk diimunisasi polio. Dengan begitu, penyebaran virus bisa dicegah sebelum menjadi pandemi.

“Jangan sampai virus ini menular dan jadi pandemi, hayu segera bawa anaknya ke posyandu terdekat,” ajak Ridwan Kamil.

Mengingat polio disebabkan virus dan dapat menular, warga juga diimbau agar waspada saat Idul Fitri, yang mana dalam tradisi silaturahmi kontak fisik sesama anak tidak akan terhindarkan. Di situlah muncul potensi penularan polio.

Gubernur meminta ketua RT, RW, lurah, kades dan pimpinan wilayah lainnya serta pegiat masyarakat agar mengajak balita di lingkungannya untuk diimunisasi polio.

“Kepada RT, RW, kepala desa, lurah, camat, bupati, wali kota dan pegiat masyarakat, mari ajak semua anak-anak balita di lingkungannya untuk vaksin polio,” ujar Ridwan Kamil.

Adapun sasaran Sub PIN Polio di Jabar adalah 3.984.797 anak di rentang usia 0 – 59 bulan. Imunisasi dilakukan di 1.101 puskesmas dan 52.432 posyandu dengan melibatkan 311.992 kader posyandu. Imunisasi juga dilakukan di sekolah tingkat PG dan PAUD.

“Mari sukseskan Sub PIN Polio ini agar Jabar aman terkendali tidak ada ancaman dan pandemi karena polio ini luar biasa bahaya,” kata Ridwan Kamil.

Monitoring Pelaksanaan Pemberian Sub PIN Polio di Jawa Barat

Hadir bersama Ibu Atalia dan Arkana

Lokasi: Yayasan Dana Sosial Priangan Jl. Nana Rohana

Antisipasi Hepatitis Akut di Jabar, Ridwan Kamil: Jangan Panik, Negara Siap Atasi

beritain.id – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memantau beberapa ruangan termasuk laboratorium Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin Bandung guna mengantisipasi fenomena hepatitis akut yang saat ini belum ditemukan di Jabar.

“Saya laporkan di Jawa Barat belum ada (hepatitis akut), dan mudah-mudahan tidak ada.  Masyarakat diimbau yang pertama jangan panik. Seperti biasa kita sudah mengalami jatuh bangun dari pandemi COVID-19. Jaga kebersihan dari mulai diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Tenang saja, negara sudah siap untuk mengatasi jika ada (kasus),” kata Ridwan Kamil di RSHS Bandung, Senin (9/5/2022).

Usai meninjau beberapa ruangan di RSHS, Ridwan Kamil mengungkapkan, pihaknya membentuk tim ahli dari kesehatan untuk mempersiapkan skenario terjitu apabila hepatitis akut sudah terbukti yang orisinal.

“Di Jawa Barat tim ahli sudah dibentuk bersama RSHS. Laboratorium disiapkan untuk mengecek apakah ini kategori hepatitis akut dan lain sebagainya. Saya cek sudah siap, bahkan teknologi molekuler terbaru sudah dimiliki,” imbuh Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.

Pemda Provinsi Jabar pun telah menyiapkan ruangan-ruangan di RSHS apabila ada yang suspek hepatitis akut. Penyakit ini menyasar bayi hingga remaja umur 16 tahun.

“Ruangan sudah disiapkan, jaga-jaga kalau ada di Jawa Barat. Dari catatan memang (hepatitis akut) terjadinya di usia bayi sampai 16 tahun. Namun kita belum mengetahui alasan sasaran  di usia tersebut, tapi statisik menunjukkan itu,” sebutnya.

“Untuk pencegahan hepatitis yang menular, kuncinya hidup sehat. Kalau penularan lewat pernapasan pakai masker, jaga jarak, kurangi kerumunan, dan jangan saling tukar alat makan. Kalau ada keluarga yang sakit jangan terlalu banyak berinteraksi,” tambah Kang Emil.

Selain menyiapkan strategi penanganan hepatitis akut, Kang Emil memastikan pula, bahwa penanganan COVID-19 di Jabar teekendali. Tingkat keterisian rumah sakit 0,8 persen.

“Saya datang ke RSHS juga memastikan kondisi COVID-19. Keterisian rumah sakit di Jabar untuk COVID-19 hanya 0,8 persen. Kasus aktif tersisa 1.500 dari puncaknya ratusan ribu, dan rata-rata sudah banyak yang sembuh. Terbukti seperti di RSHS hanya tiga anak yang diawat akibat COVID-19, dan empat orang dewasa. Jadi minim,” tegasnya.

Libur Lebaran, Uu Ruzhanul Pantau Pantai Pangandaran

beritain.id – Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum memantau Pantai Pangandaran yang menjadi destinasi wisata saat musim libur Lebaran tahun ini. Menjadi fokus kesiapan sarana prasarana, infrastruktur, serta penerapan protokol kesehatan.
Pak Uu –sapaan akrab Wagub– mengungkapkan, peninjauan ini dilakukan sebagai bentuk monitoring dan evaluasi dalam rangka menjadikan Pangandaran sebagai salah satu lokasi wisata berskala internasional di Jabar. Menurutnya, momentum liburan Lebaran ini merupakan saat yang tepat untuk menilai progres yang sudah dilakukan, mengingat jumlah wisatawan mencapai 100.000 orang per harinya.
“Pangandaran dijadikan skala prioritas karena Pak Gubernur (Ridwan Kamil) ingin Pangandaran ini menjadi wisata internasional. Oleh karena itu kami perlu menyediakan sarana, prasarana dan infrastruktur yang memang harus disediakan,” ujar Pak Uu.
“Maka salah satu evaluasi yang akan ditindaklanjuti adalah di saat banyak orang seperti saat ini,” sebutnya.
Dari hasil pemantauan tersebut, Pak Uu mencatat tiga hal utama yang akan dilaporkan untuk ditindaklanjuti, yakni masalah ketersediaan lahan parkir, masalah sampah yang masih banyak berserakan, dan akses jalan pulang para wisatawan masih terhambat.
Ia memaparkan, kesadaran masyarakat akan parkir dengan benar masih minim, sehingga masih ditemukan mobil-mobil terparkir di tengah jalan dan membuat kemacetan. Selain itu, Pak Uu mengatakan Pemda Kabupaten Pangandaran sudah menyiapkan tiga jalur alternatif untuk wisatawan pulang di libur Lebaran tahun ini, guna mengurangi kemacetan di jalur utama.
“Barusan banyak kendaraan yang parkir di tengah jalan, akhirnya mengganggu dan digeser, digotong. Itu kan merepotkan warga. Oleh karena itu, hal ini juga menjadi bahan evaluasi kami yang akan dilaporkan kepada Pak Gubernur,” ungkap Pak Uu.
“Kemudian juga yang menjadi permasalahan kita adalah akses jalan pulang. Kalau berangkat lancar, tetapi di saat ada yang sudah mulai pulang dari Pangandaran, selalu macet di perjalanan. Kemarin ada yang bilang sampai 7-8 jam. Oleh karena itu dipikirkan juga jalur alternatif untuk pulang, ternyata sudah dipersiapkan oleh Pemkab, tinggal mengeksekusi,” paparnya.
Terkait penerapan prokes, Pak Uu mengakui bahwa wisatawan lebih longgar prokes dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk itu, ia mengimbau agar masyarakat tetap mengikuti arahan pemerintah untuk menjaga prokes, meskipun sedang berada di lokasi wisata.
Pak Uu juga melaporkan, tingkat keterisian tempat tidur atau _Bed Occupancy Rate_ (BOR) di Jabar sudah mendekati nol, tempat-tempat isolasi COVID-19 pun sudah mulai kosong. Oleh karena itu, ia optimistis pandemi COVID-19 di Jabar akan segera berakhir.
“Kalau dari progres, diakui memang tidak seperti tahun kemarin, karena memang di sini orangnya banyak, tetapi kami punya keyakinan di Jabar pandemi akan berakhir. Apalagi barusan saya (dapat laporan) BOR sudah hampir nihil, tempat-tempat isolasi sudah kosong, kami yakin setelah lebaran tahun ini tidak akan ada lagi peningkatan,” kata Pak Uu.
“Tetapi tetap prokes sebagaimana arahan Pemerintah Pusat harus tetap dilaksanakan, sekalipun di tempat wisata seperti ini. Wisata boleh, tetapi prokes tetap dilaksanakan,” imbaunya.