Seniman dan Budayawan Bandung Gelar Diskusi Kebudayaan “Ngajabarkeun Abah Anies”

Kabarin51 Dilihat

 

Pada saat bersamaan, Taufik menilai, kegairahan ini juga dibayangi keprihatinan kolektif dibayang bayangi tiga persoalan serentak yaitu krisis ekologis berupa perubahan iklim, kelangkaan pangan, hilangnya biodiversitas hingga merosotnya daya dukung bumi.

Taufik pun merekomendasikan beberapa permufakatan dasar yang dapat diusulkan, diantaranya pertama kebudayaan sebagai daya utama dalam transformasi ke-Indonesiaan. Kedua, mengukuhkan kebudayaan sebagai kebutuhan dasar (public good). Ketiga; mendorong kebebasan berekspresi, pemuliaan daya-budi dan kreativitas merupakan landasan pemajuan kebudayaan. Keempat, Pendidikan yang Berkebudayaan sebagai sekolah kehidupan. hingga urgensi terbentuknya Kementerian KITA (Kebudayaan Indonesia Tanah Air).

Koordinator Relawan Angin Perubahan (ABAH), Eric Wiradipoetra, menjelaskan bawah diskusi kebudayaan ini digelar dengan tujuan untuk merekomendasikan beberapa catatan dan pandangan para budayawan, pegiat seni dan pelaku industri kreatif sebagai materi debat kelima Capres.

“Kebetulan dari Timnas Amin, hadir Embi C. Noer dan Muhammad Farhan, sehingga masukan dari para budayawan dan pegiat seni dan industri kreatif ini bisa dititipkan melalui keduanya,” ungkapnya.

Selain itu menurut Eric, diskusi kebudayaan diharapkan dapat merumuskan kerangka acuan pembuatan kebijakan berbasis kebudayaan saat Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden,

Ditambahkan Eric, pelibatan beragam perwakilan pegiat budaya, seni dan pekerja kreatif sebagai salah satu pemangku kepentingan, agar dihasilkan keluaran diskusi yang dapat memenuhi harapan semua pihak. “Harapannya, dari diskusi ini hadir produk kebudayaan yang memenuhi harapan sebagai bagian dari investasi dan diplomasi bangsa yang membanggakan,” pungkasnya. *(billy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *