beritain.id – Sebagai rangkaian peringatan Hari Lahir Pancasila yang jatuh pada 1 Juni, dengan membumikan nilai-nilai luhur Pancasila di setiap aspek kehidupan bermasyarakat dan berorganisasi, Organisasi Profesi Jurnalis Independen Bersatu menyelenggarakan dialog bersama 3 narasumber dengan tema ‘Pancasila dan Indonesia Emas 2045’.
Kepala Pusat Pengembangan Relasi Media Massa Organisasi Profesi Jurnalis Independen Bersatu, Dwi Arifin menjelaskan pada tahun ini kegiatan diisi pula oleh kegiatan gotong royong di lingkungan sekretariat organisasi.
“Kami juga menggelar dialog interaktif dengan 3 narasumber kompeten yakni Dr. Ida Rohayani M.Pd, Ketum Perkumpulan Pendidik Pancasila & Civics, Idris Apandi M.Pd, Penulis Buku Strategi Mewujudkan Karakter Pelajar Pancasilais dan Widyaprada Ahli Madya di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan / BBPMP Provinsi Jawa Barat, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek RI dan Drs. H. Sukadi, M.I.L, Penulis Buku PPKn & Guru Pendidikan Pancasila SMA Negeri 1 Bandung,” beber Dwi Arifin, Sabtu (29/06/2024).
Dwi menjelaskan, pemilihan narasumber yang dihadirkan sangat berkaitan erat dengan nilai-nilai Pancasila.
“Seperti misalkan mendatangkan Idris Apandi, tujuannya agar peserta didik bisa memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari sehingga nilai-nilai Pancasila tersebut bisa menjadi sebuah profil atau gambaran dari pribadinya,” bebernya.
Sementara itu, Penulis Buku Strategi Mewujudkan Karakter Pelajar Pancasilais dan Widyaprada Ahli Madya di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan / BBPMP Provinsi Jawa Barat. Beliau juga Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek RI Idris Apandi menyampaikan bahwa implementasi kurikulum merdeka, saat ini di satuan pendidikan PAUD, pendidikan dasar, dan menengah dilaksanakan di antaranya melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
“P5 meliputi 6 elemen, yaitu (1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, (2) kebinekan global, (3) gotong royong, (4) mandiri, (5) kreatif, dan (6) bernalar kritis.
Selain Pancasila, nilai kearifan lokal juga bisa menjadi sumber inspirasi pencegahan tindakan dan perundungan (bullying) yang sering terjadi di satuan pendidikan. Misalnya, di masyarakat Sunda di Provinsi Jawa Barat dikenal filosofi “silih asah, silih asih, dan silih asuh,” ujarnya.
Idris Apandi mengungkapkan, pada dasarnya praktek profil pelajar Pancasila dapat dilaksanakan secara sesederhana mungkin dan menyesuaikan dengan kearifan lokal atau tidak bertentangan dengan agama yang dianut oleh siswa.
Menurutnya kondisi saat ini untuk menerapkan profil pelajar Pancasila terhambat karena kurangnya keteladanan dari para pemimpin di tengah masyarakat.
“Contohnya kasus judi online yang menjerat berbagai lapisan mulai dari para tokoh di daerah hingga masyarakat bawah,” kata dia.
Drs. H. Sukadi, M.I.L, Penulis Buku PPKn & Guru Pendidikan Pancasila SMA Negeri 1 Bandung mengatakan ada peralihan atau perubahan gerakan gotong royong yang menjadi ciri khas kehidupan berpancasila di Indonesia.
“Berdasarkan perkembangan atau bertumbuhnya masyarakat yang makin sejahtera. Misalnya dulu dalam gotong royong masyarakat sering secara langsung memberikan tenaganya. Namun sekarang mereka ada yang cenderung memilih menyumbangkan harta sebagai penggantinya karena berbagai alasan kesibukan hidupnya,” ucapnya.