“Tadi kita lihat masyarakat khususnya anak-anak begitu antusias. Itu menjadi bukti bahwa angklung dapat diterima baik oleh masyarakat umum,” tambahnya.
Acara ini juga dimeriahkan oleh penampilan dari komunitas Kabumi UPI, Savrapanca, serta Angklung Buncis Cirendeu. Bahkan ada beberapa peserta yang memainkan angklung digital dan hal tersebut diapresiasi oleh Kadisparbud Jabar.
“Kita tidak bisa menghindari perkembangan teknologi. Poinnya adalah, bagaimana warisan budaya tidak hilang walaupun platformnya berbeda-beda. Yang penting masyarakat dunia khususnya Indonesia paham betul bahwa angklung berasal dari Jawa Barat. Dengan digitalisasi, maka akan lebih cepat diterima dan dikenal secara global,” tuturnya.