beritain.id – Menteri Dalam Negeri, Prof. H. Moh. Tito Karnavian, Ph.D memberi pembekalan dan wawasan pada para calon wisudawan IPDN tahun
akademik 2023/2024 di Gedung Balairung Rudini Kampus IPDN Jatinangor, Sumedang, Jumat 26/7/2024).
Didampingi oleh Wakil Menteri Dalam Negeri, John Wempi Wetipo., S.H., M.H dan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Dr. Drs. Herman Suryatman, M.Si serta para pejabat lainnya, Tito optimis jika para praja IPDN mampu mengemban misi menuju Indonesia Emas.
“Indonesia On the Right Track, sehingga Saya yakin Indonesia pada tahun 2040 atau 2045 akan berhasil mencapai visi sebagai Indonesia Emas dan ditangan para praja yang kini menjadi calon wisudawan inilah visi tersebut dapat dicapai,” tutur Tito Karnavian.
Mendagri memberikan pemahaman terkait perkembangan situasi dan kondisi Indonesia saat ini dalam upaya menuju Indonesia Emas 2045.
“Indonesia saat ini ada pada posisi yang sangat bagus, pertumbuhan ekonomi kita di angka lebih dari 5,11%. Ini mengindikasikan bahwa Indonesia juga negara yang mampu menjaga stabilitas harga,” ujarnya.
“Perkembangan inflasi nasional per Juni 2024 juga mendapat angka yang terbaik yakni 2,51%. Hal ini karena situasi politik dan ekonomi kita berjalan dengan baik,” imbuh Tito.
Menurutnya, hal tersebut membuktikan opini dan perkiraan yang diberikan oleh World Bank dan juga lembaga-lembaga internasional lainnya terkait prediksi bahwa Indonesia akan menjadi negara yang maju.
“Sebagai calon aparatur sipil negara, dimana nanti kelak kemajuan Indonesia ada di kita, para praja harus tahu bahwa diprediksikan Indonesia akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi ke-4 terbesar di dunia setelah China, India dan United States. Indonesia menjadi kekuatan ekonomi itulah yang dikatakan Indonesia Emas, dimana pendapat perkapita perorang akan sama seperti di negara maju,” ujar Tito.
Dikatakan Tito, untuk bisa menjadi negara dominan, syaratnya 3 yakni pertama adalah angkatan kerja yang besar untuk menjadi mesin produksi, kedua yakni sumber daya alam yang melimpah untuk menjadi bahan material produksi dan ketiga adalah wilayah yang luas untuk menampung mesin produksi masif.
“Jika melihat dari syarat ini maka dari 200 negara di dunia tidak akan lebih dari 20 negara yang mencapainya diantaranya negara yang dominan adalah China, India, United State, Rusia dan Indonesia,” tuturnya.
Tito menerangkan, sebesar 68,7 % penduduk Indonesia merupakan penduduk di usia produktif. Hal itu yang disebut dengan bonus demografi bagi Indonesia, tapi ini juga dapat menjadi bencana demografi.
“Ini dapat menjadi bencana apabila usia produktif itu tidak bekerja atau pekerjaan yang unskill namun jika diberdayakan dengan baik bonus demografi ini dapat membuat Indonesia semakin maju. Caranya yakni mengaktifkan potensi human resource dengan peningkatan kualitas kesehatan terutama penanganan dan pencegahan stunting serta perkuat bidang pendidikan baik formal maupun non formal,” kata dia.