“Kita tidak hanya punya kopi, tapi ada juga teh, tebu, dan delapan produk kebun unggulan lainnya,” tambah Bey.
Bey berkomitmen akan berusaha mengembangkan setiap produk unggulan perkebunan agar dapat dikenalkan pada dunia internasional.
“Satu – satu kita coba kembangkan, supaya menjadi kelas dunia, dan menjadi potensi (ekonomi) juga untuk kita,” katanya.
Ryan Wibawa menceritakan pengalamannya selama ikut kompetisi, bahwa ternyata dunia internasional masih banyak yang belum mengetahui jenis kopi ekselsa.
“Kopi ekselsa ini tidak hanya baru untuk kita, kemarin saat di Chicago banyak teman – teman kopi (brewer) negara lain belum pernah mencoba, jadi cukup menaik sebenarnya,” cetus Ryan.
“Ini bisa jadi satu diversity (keragaman) kopi itu sendiri, tapi berasal dari Jabar,” tambahnya.
Ia menjelaskan, kopi ekselsa memiliki karakteristik tersendiri, yakni aroma khas buah – buahan, cokelat dan rempah dengan rasa dominan yang manis tetapi bukan manis dengan gula.
“Kopi ekselsa ini punya karakteristik rasa yang dominan manis seperti sugarcane (tebu) kalau saya bilang, dan ekselsa ini bisa men- support kopi lainnya. Saya coba di kompetisi tersebut,” jelas Ryan.
Saat kompetisi, Ryan mencoba menggabungkan kopi ekselsa dengan kopi dari Panama dan Kolombia.
“Saya coba gabungkan tiga kopi berbeda dan menyampaikan pesan spirit negara yakni Bhineka Tunggal Ika. Tiga kopi itu disatukan dengan experience yang berbeda,” ucapnya.