Anak kedua dari lima bersaudara tersebut mengaku, baris-berbaris menjadi passion dia sejak kecil. Sedari duduk di bangku SD, dia sudah terjun menjadi polisi cilik dan mengikuti sejumlah lomba keterampilan baris-berbaris (LKBB), ditambah influence tayangan youtube mengenai Paskibraka semakin menguatkan dirinya untuk tetap konsisten di jalur kemiliteran.
“Dan sekarang lolos jadi Paskibraka tentunya saya sangat senang karena saya itu orangnya keukeuh. Saya mengincar agar bisa masuk Paskibraka ini sejak awal-awal COVID, 2020-2021, saat itu orang mungkin minat menjadi Paskibraka sedikit tapi saya saat itu terus berlatih maksimal dan Alhamdulillah kepilih,” tuturnya.
Diakui Bhakti, melalui Paskibraka, yang paling penting dia belajar kebersamaan, susah-senang bersama dan menjunjung tinggi solidaritas. Dia yang didapuk sebagai Lurah untuk Capaska putra menerapkan hal itu dalam kepemimpinannya.
“Sebagai pemimpin Desa Bahagia (pusat pelatihan) saya dituntut untuk memahami berbagai karakteristik dan bagaimana mengelolanya agar dapat menjaga kondisi, kekompakan dan memberikan yang terbaik untuk Jabar,” ucapnya.
Dia menambahkan, memasuki hari-hari terakhir pemusatan, dia dan Capaska lainnya menjaga kondisi kesehatan dan mental dengan pola makan dan tidur yang teratur serta mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa.
Sementara itu, Lurah putri, Nazla mengaku menjadi Capaska Jabar merupakan hal di luar ekspektasi dirinya, meski dia sangat ingin mengenakan baju putih Paskibraka yang mengibarkan bendera disaksikan jutaan mata penonton televisi. Namun keinginan itu sempat berlalu karena gadis dengan tinggi 175 cm itu lebih menekuni olahraga voli.