Tak hanya soal museum, KDM juga mengajak komunitas Tionghoa yang memiliki sederet pelayanan kesehatan untuk berkolaborasi mewujudkan gagasannya dalam menggabungkan pengobatan tradisional dengan modern.
Hal tersebut, kata KDM, sudah banyak dilakukan di sejumlah rumah sakit luar negeri termasuk China. Di sana orang bisa bebas memilih untuk berobat secara tradisional atau modern.
“Sehingga masyarakat mendapatkan dua pilihan, dan dua metode pengobatan itu bisa saling menyempurnakan antara pengobatan dengan unsur kimiawi dan tradisional yang biasanya herbal,” ucapnya.
Kang Dedi Mulyadi menuturkan, selama ini kedua teknik pengobatan tersebut kerap dianggap bersebrangan dan tak jarang saling menjatuhkan. Ke depan ia ingin keduanya bisa berkolaborasi untuk kesehatan masyarakat.
“Sekarang saatnya diramu dan disatukan demi kebaikan semua,” pungkas KDM. *(billy)