“Tadi mantan Ketua KPU hadir, bahwa saat ini sedang proses pendataan. Memang tidak mudah dalam mendata ini karena bisa jadi ada keluarga yang misalnya tidak mau menceritakan ada keluarganya yang difabel. Tapi tentu prinsipnya sebisa mungkin melibatkan seluruh warga yang punya hak. Jangan sampai yang punya hak terabaikan,” ucap politisi Partai Golkar ini.
Aspirasi tentang kesetaraan sebagai pemilih dalam proses Pilkada sempat Kang Arfi tangkap dari komunitas Bumi Difabel Istimewa beberapa waktu lalu.
“Jadi Bumi Difabel Istimewa ini kelompok orangtua yang memilik anak istimewa seperti tuna rungu, netra, grahita. Mereka tentu memperjuangkan bagi anaknya, kesempatan pendidikan, mengakses kesehatan, bekerja dan menyalurkan hak suaranya karena mereka ingin anaknya mandiri,” paparnya.
Tidak hanya dalam konteks Pemilu, menurut Kang Arfi pelibatan kaum rentan perlu mendapat perhatian dalam program pemerintah. Sebab, kata dia, pemerintah wajib menciptakan kota yang inklusif.