JQR Kembali Gelar Jurnalis Sadar Risiko Bencana 2023

Kabarin22 Dilihat

Kegiatan Jurnalis Sadar Risiko Bencana 2023 sendiri berisi materi terkait Jurnalistik dan Humanisme yang disampaikan oleh salah satu Jurnalis senior Kompas, Arbain Rambey serta Herlina Agustin, salah satu dosen perguruan tinggi Universitas Padjajaran. Terdapat juga materi pelatihan Safety and First Aid Awareness yang disampaikan Dr Jo Wempi Wanikam, Pengenalan High Angle Rescue Technic dan Water Rescue oleh Dondy Raharjo serta Tony Dumalang, Manajemen Perjalanan dan Survival oleh Galih Donikara dan Sony Takariadi, Manajemen Operasi Kebencanaan dan Operasi SAR oleh Dodi Yuleova dan Soma Suparsa, serta Peta Potensi Rawan Bencana di Indonesia oleh Admiral Musa Julius.

Disambut Positif Kalangan Jurnalis
Salah satu pemateri acara, Arbain Rambey menyambut positif kegiatan Jurnalis Sadar Risiko Bencana 2023 yang diadakan Jabar Quick Response. Menurutnya kegiatan yang sudah dilaksanakan selama 2 tahun berturut-turut ini bisa memberikan dampak positif bagi jurnalis di Indonesia sehingga kedepannya wartawan yang meliput kebencanaan di Indonesia mengerti fungsi dan posisinya dalam sebuah bencana.

“Harapannya acara ini mengingatkan kita bahwa jurnalis perlu juga mengilhami kegiatan seperti ini, diadakan tiap tahun secara teratur yang sudah diadakan secara 2 tahun makin banyak yang mengikuti liputan liputan kebencanaan di indonesia makin baik dan wartawan-wartawan akan mengerti fungsi dan posisinya dalam sebuah bencana, ” ucal Arbain Rambay.

Kepada peserta yang hadir Arbain juga mengingatkan bahwa bagi Jurnalis, menolong tidak harus selalu dengan tangan, tapi juga dengan liputan yang menggugah dan menggerakan orang untuk memberikan bantuan.

“Menolong tidak harus dengan tangan dengan kamera (juga) bisa menolong,” ujarnya.

Peserta wartawan bernama Dicky Miswara menyambut baik diadakannya pelatihan Jurnalis Sadar Risiko Bencana 2023 yang sudah 2 tahun berturut-turut dilaksanakan. Dicky mengungkapkan bahwa ilmu yang didapatkan selama pelatihan jurnalis ini sangat diperlukan. Sebab pemahaman seorang wartawan saat berada di lokasi bencana harus terus diasah dan mempersiapkan diri agar setiap saat seorang wartawan siap siaga.

“Apalagi pelatihan kegiatan kebencanaan ini sangat jarang dilakukan, hanya Jabar Quick Response yang bisa mengadakan kegiatan ini dan sangat bagus sekali mengadakan ini setiap tahun. Bencana di Jabar tiap tahun selalu ada, dan jurnalis harus siap, selain meliput minimal kita bisa menyelamatkan diri saat meliput dan ilmunya didapat di acara ini, ” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *