Indeks Kepuasan Masyarakat Jadi Aspek Utama SPBE

Kabarin21 Views

Melanjutkan penjelasan Ema, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bandung, Yayan A. Brilyana mengungkapkan, perlu adanya kesamaan persepsi dalam memaknai arsitektur dan peta rencana SPBE.

“Kadang masih ada persepsi jika SPBE hanya punya Diskominfo. Padahal ini milik bersama, sebab tidak mungkin 47 indikator ini terpenuhi hanya dari kami,” tutur Yayan.

Sebagai bagian dari smart city, survei arsitektur dan peta rencana SPBE perlu dimatangkan bersama agar tidak salah langkah dan lebih efisien.

“Kami berharap, melalui SPBE ini bisa menjadikan Kota Bandung sebagai barometer dan icon teknologi. Ke depan kami ingin punya gedung sendiri berisikan data center dan media center. Bahkan bisa dijadikan digital service, tempat anak muda berkumpul membangun ekosistem teknologi,” harapnya.

Ia menambahkan, berdasarkan hasil penilaian, terdapat empat domain yang sudah memiliki skor memuaskan, tapi masih perlu ditingkatkan, yakni kebijakan, tata kelola, manajemen, dan layanan.

“Kebijakan dan layanan SPBE kita mendapatkan nilai 4,5. Sedangkan tata kelola sudah berada di atas skor 3, tapi masih di bawah 4. Semoga bukan hanya nilai kita yang menjadi semakin baik, tapi juga pengelolaan teknologinya. Sebab mengelola teknologi tanpa SPBE itu nantinya jadi serampangan,” kata Yayan.

Sementara itu, CEO PT Tatacipta Teknologi Indonesia (TATI), Tony Dwi Susanto memaparkan, SPBE merupakan transformasi digital pemerintahan. Ringkasnya, menentukan teknologi yang tepat untuk digunakan dalam pekerjaan pemerintahan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *