“Kami menyiapkan 1000 paket telur yang berisi masing-masing enam butir untuk dibagikan kepada masyarakat yang membeli beras di operasi pasar kali ini. Pemberian telur tersebut sebagai bentuk baksos dari Polresta Cirebon sebagai upaya untuk menekan angka stunting di Kabupaten Cirebon,” ujarnya.
Ia mengatakan, kegiatan operasi pasar beras murah tersebut juga bertujuan untuk mengintervensi harga beras di pasaran, khususnya di wilayah Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon. Pasalnya, saat ini harga beras di wilayah Kecamatan Cirebon masih berkisar antara Rp 12 ribu hingga Rp 13 ribu per kilogram.
Namun, dalam operasi pasar tersebut beras yang dijual dipastikan di bawah harga pasaran, yakni Rp 9400 per kilogram dan penjualannya dalam kemasan lima kilogram seharga Rp 47 ribu. Setiap warga yang datang ke operasi pasar tersebut hanya diperkenankan membeli maksimal dua kemasan atau 10 kilogram.
“Beras yang dijual dalam operasi pasar ini untuk dikonsumsi sendiri, bukan untuk dijual lagi. Kami mempersilakan masyarakat di Desa Warujaya untuk memanfaatkannya, dan menyiapkan telur untuk dibagikan secara gratis kepada warga yang membeli beras di operasi pasar,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon, Budi Sultika, menyampaikan, dalam operasi pasar di Desa Warujaya jumlah beras yang disediakan mencapai 10 ton. Beras tersebut merupakan kualitas medium yang dijual di operasi pasar seharga Rp 9400 per kilogram.
“Kami rutin menggelontorkan untuk operasi pasar murah yang bekerja sama dengan pemerintah daerah. Bahkan, dalam sehari bisa lebih dari lima titik lokasi pelaksanaan operasi pasar murahnya di Wilayah III Cirebon,” tuturnya.