“Kalau sudah lampu kuning tindakan kita operasi pasar, anggaran sekitar Rp10 miliar. Kita datangi di titik-titik yang ada kenaikan terlalu signifikan,” sebutnya.
Langkah kedua, menjalankan program pangan murah di luar pasar, seperti alun-alun, perkantoran, dan tempat keramaian lainnya.
Kang Emil menuturkan, harga yang dijual dalam program ini akan jauh lebih murah karena langsung didatangkan dari petani tanpa melewati tengkulak.
“Kedua, program pangan murah di luar pasar, seperti di alun-alun, perkantoran, dan sebagainya. Barangnya langsung dari petani tidak lewat tengkulak sehingga harga lebih murah,” tuturnya.
Kemudian langkah ketiga adalah menyubsidi biaya transportasi apabila kenaikan harga diakibatkan oleh proses distribusi.
“Kalau harga naik gara-gara transportasi, maka anggaran Pemprov, yaitu BTT sudah disiapkan untuk subsidi transportasinya guna menurunkan harga,” jelas Kang Emil.