“Dalam dua tahun terakhir pertumbuhan eknomi Jabar selalu dibawah nasional, sebuah peringatan bagi kita di Jabar. Salah satu sebabnya karena beberapa pabrik tekstil tutup atau pindah. Nah, harus dicari komponen pengganti atas masalah ini agar pertumbuhan ekonomi Jabar masih bisa positif,” tegasnya.
Anggota Komisi II DPRD Jawa Barat Sri Dewi mengatakan isu ekonomi saat ini cukup berat, selain target pertumbuhan ekonomi 8 persen, rencana pemerintah menaikan PPN 12 persen dan UMR sebesar 6,5 persen cukup mengejutkan bagi kalangan pengusaha.
“Dalam waktu dekat kami akan beraudiensi dengan pengusaha terkait ini. Agar industry bisa tetap bertahan di Jabar dan tidak pindah. Harus dicari jalan keluarnya,” ujar Dewi.
Ia mengatakan pemeritahan baru harus lebih ngoto lagi dalam memafaatkan infrastruktur Jabar khususnya di Kawasan Rebana, Kertajati dan Pelabuhan Patimban.
“Gubernur terpilih diharapkan kebijakan-kebijakannya melanjutkan yang baik untuk mendorong terus pertumbuhan ekonomi, bukan membuat kebijakan coba- coba.”
Permasalahan yang menurutnya menjadi PR besar adalah masih sulitnya mengurus perijinan berusaha di Jabar. Termasuk ijin bagi investor bidang pariwisata, yang digadang-gadang bakal menjadi potensi pendorong pertumbuhan eknomi di Jabar.
Investasi Hijau
Salah satu syarat investasi yang diminta oleh negara asing adalah ketersediaan pasokan energi hijau. Kondisi ini masih menjadi kendala di Jawa Barat karena pemanfaatan produksi energi hijau masih kecil.
Kurniawan Imam Ghozali, GM Pemasaran dan Pengembangan Bisnis PT SEI mengatakan ingin ikut berkontribusi mendorong peningkatan investasi di Jabar dengan mempersiapkan energi hijau bagi investor yang ingin masuk ke Jabar.
PT SEI sudah implementasikan di beberapa sektor efisiensi energi yaitu Energi Saving PJU dan Electric Vehicle serta pada sektor bisnis utama SEI di Renewable Energy untuk implementasi Solar PV Rooftop.
Pemasangan Solar PV Rooftop pada Industri dapat mengurangi biaya operasonal Listrik sampai 40%, sehingga secara Khusus untuk Industri Tekstil dapat membantu mengurangi biaya operasinal yang sangat signifikan sehingga diharapkan Industri Tekstil khususnya di Jawa Barat dapat bertahan di tengah tantangan yang ada.
Penggunaan Mobil Listrik untuk operasional Perusahaan dengan tujuan Bandung-Jakarta PP dapat menekan efisiensi biaya BBM semula 238rb menjadi hanya 70rb atau reduce cost 70,59%.