Terkait kontrol kegiatan perpisahan, maupun studi tour. Menurut Pak Uu, sapaan karib Uu Ruzhanul Ulum, ada pihak-pihak di berbagai tingkatan yang dapat melakukan pengawasan terhadap berbagai aktivitas pendidikan.
“Kalau masalah kontrol sudah ada pihak- pihak seperti KCD (Kantor Cabang Dinas), MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah), pengawas dan lainnya. Insan pendidikan network-nya luar biasa. Salah satu jaringan yang kuat ada di sektor pendidikan,” ujar Pak Uu.
Kepala Dinas Pendidikan Jabar Dedi Supandi meminta kerja sama Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), dan pihak terkait kepariwisataan lainnya agar memberikan treatment khusus bagi kegiatan studi tour atau perpisahan sekolah.
“Kita perlu mengimbau bagi teman-teman PHRI, dan Dinas Perhubungan agar pada saat ada study tour anak sekolah mohon harga berbeda, apabila ada jalur lalu lintas yang dilalui, rombongan study tour bisa dikawal,” kata Dedi.
Ia membandingkan, dari pengalaman insan pendidikan, mereka merasa nyaman melaksanakan study tour ke Yogyakarta karena biasanya ada treatment berbeda dari hotel dan pengelola area wisata untuk kegiatan study tour.
Begitu pula dari pihak Polantas dan Dishub di sana turut membantu mengurai kemacetan, bahkan mengawal kendaraan study tour bila terhambat di perjalanan.
“Misalnya pada saat salah jalan, ada petugas kepolisian yang mengawal. Hotel di Yogyakarta pun memberlakukan harga beda untuk rombongan study tour, maka kita perlu koordinasi dengan PHRI,” ujar Dedi.