Melalui program Digitalisasi Pasar di Pasar Cisalak tersebut, maka akan semakin mengefisienkan proses bisnis pemasaran produk pangan sehingga mempermudah serta memperlancar distribusi pasokan pangan ke konsumen akhir guna mendukung ketahanan pangan. Selain itu, berbagai dukungan Bank Indonesia Jawa Barat dalam mendorong produksi pangan di Kota Depok melalui sarana urban farming tersebut, akan semakin memperkuat posisi Kota Depok meraih ketahanan pangan.
Sekretaris Daerah Kota Depok, Supian Suri, menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Depok melalui Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Kota Depok secara konsisten mendukung seluruh upaya digitalisasi, termasuk program Digitalisasi Pasar terutama dalam kerangka mendukung GNPIP di Kota Depok. Lebih dalam mengulas Digitalisasi Pasar Cisalak, saat ini telah terdapat 500 pedagang yang telah menggunakan kanal pembayaran QRIS, yang juga turut melengkapi terobosan pembayaran retibusi Pasar Cisalak yang telah menerapkan sistem e-retribusi serta pengalokasikan agent banking di lingkungan pasar. Dari sisi konsumen, Digitalisasi Pasar akan semakin mempermudah transaksi konsumen sehingga dapat meningkatkan volume transaksi,
sedangkan dari sisi pemerintah, penerapan sistem e-retribusi di Pasar Cisalak akan semakin memperkuat tata kelola sehingga mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Depok.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat menyampaikan bahwa Launching Pasar Digital di Pasar Cisalak Kota Depok ini juga merupakan perluasan program Pasar Rakyat Juara Jawa Barat dan program Digitalisasi Pasar Rakyat oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersinergi dengan Kementerian Perdagangan RI. Ke depan, program digitalisasi pasar tersebut akan terus semakin diperluas guna mendukung efektifitas dan efisiensi transaksi masyarakat Jawa Barat, sehingga turut mendukung momentum pertumbuhan ekonomi sekaligus mengantisipasi potensi turunkan inflasi.