Dies Natalis ke 67, IPDN Semakin Matang sebagai Kampus Pencetak Pamong Praja Unggul

Uncategorized13 Dilihat

“Sesuai dengan pesan Ir. Soekarno pada saat meresmikan APDN tahun 1956, bahwa pendirian sekolah pamongpraja sangat penting dan dibutuhkan dalam mengisi kemerdekaan khususnya penyelenggaraan pemerintahan. Berdirinya APDN hendaknya merupakan suatu pusat investment of humas skills dan mental investment serta pentingnya managerial skill dan efisiensi administrasi didalam pelaksanaan kebijakan pemerintah. Pesan tersebut menjadi harapan dan doa hingga saat ini IPDN telah berkembang mengikuti zaman dan tuntutan global dengan sangat baik,” ucapnya.

Di usia yang sangat matang ini, lanjut John Wempi, IPDN dapat terus eksis dan mampu memberikan kontribusi nyata demi kemajuan penyelenggaraan pemerintahan pusat dan daerah serta selalu menjadi perekat persatuan dan kesatuan NKRI.

“Saya yakin seluruh praja IPDN dapat memiliki value, kecerdasan, kedisiplinan, berkepribadian yang humanis dan menguasai teknologi sehingga terbentuk jati diri yang unggul, berkualitas, berintegritas dan siap serta bangga mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan negara,” katanya.

Di hari puncak perayaan dies natalis IPDN ini, Rektor IPDN Dr. Drs. Hadi Prabowo, M.M menyampaikan orasi ilmiahnya terkait Strategi Pengelolaan pendidikan tinggi kepamongprajaan dalam mewujudkan kader pamong praja yang professional dan berkelas dunia.

Dalam orasinya, Hadi memaparkan bahwa proses globalisasi saat ini terjadi semakin pesat dan masif, terutama sejak era digital atau era industri 4.0 dengan ditandai munculnya era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity and Ambiguity) yang memerlukan strategi baru baik dalam dunia bisnis maupun Pemerintahan.

“Globalisasi akan membuat negara-negara semakin terkoneksi, namun yang terdampak globalisasi bukan hanya manusia dan informasi tetapi juga berpengaruh terhadap isu dan permasalahan. Selain globalisasi, ada beberapa tantangan dalam negeri yang dipengaruhi oleh dinamika global, oleh sebab itu memasuki era digital atau era industri 4.0 tata kelola pemerintahan perlu ditransformasi. Transformasi dilakukan pada aspek kebijakan, sumber daya manusia dan proses bisnis,” ujar Hadi Prabowo.

Menurutnya transformasi tata kelola pemerintahan dapat mengadopsi paradigma (dynamic governance) melalui kebijakan dengan melakukan transformasi pola pengaturan menjadi lebih fleksibel, delegasi untuk memperpendek rantai pengambilan keputusan, think ahead, think across dan think again. Aspek lain yang perlu bertransformasi yakni sumber daya manusia yakni mampu mengidentifikasi masalah dengan cermat, mampu berkolaborasi, menguasai teknologi informasi dan memiliki integritas sebagai soft skill menghadapi tantangan global dan nasional.

“Aspek terakhir yang perlu dilakukan dalam transformasi ialah proses bisnis yang agile, maksudnya adalah proses bisnis yang dinamis, fleksibel, organisasi yang lebih mobile dan interoperabilitas,” papar Hadi.

Dalam menghadapi tantangan global ini beberapa transformasi di ranah pendidikan tinggi kepamongprajaan yang telah dilakukan IPDN yakni penataan kurikulum, digitalisasi proses bisnis melalui smart campus, optimalisasi laboratorium program studi untuk mendukung proses pembelajaran, persiapan pendidikan luar negeri melalui pelatihan persiapan beasiswa LPDP, penguatan penelitian, transparansi sistem rekruitmen calon praja dan pemenuhan standar pendidikan tinggi.

“Dengan adanya transformasi ini, saya berharap IPDN dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja dalam lingkungan yang kompleks dan unpredictable, mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang sangat cepat, mempertimbangkan peristiwa-peristiwa baru yang terjadi dengan prinsip, 3 T (think ahead, think across and think again) serta memiliki entrepreneur,” pungkas Hadi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *