“Ini sebenarnya cenderung menurun (jumlahnya) dibanding 2019. Ini mungkin karena masyarakat sudah mulai paham, mulai cerdas, mulai aware, bisa melakukan klarifikasi sendiri juga. Karena kami juga terus-menerus melakukan literasi digital ke sekolah-sekolah, perguruan tinggi, dan ke masyarakat umum,” tambahnya.
Menurut Ika, hoaks yang beredar saat ini tidak hanya menyasar para calon presiden maupun calon wakil presiden, tetapi juga menyasar reputasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan penyelenggaraan pemilu untuk menimbulkan ketidakpercayaan terhadap Pemilu.
Selain itu, Ika juga mengatakan bahwa JSH secara terus-menerus melakukan edukasi bermedia sosial secara positif kepada masyarakat umum, baik melalui media sosial maupun tatap muka.
“Kemudian, kami melakukan kerja sama yang sinergis dalam menghadapi hoaks Pemilu 2024. Semua itu kami lakukan sebagai wujud komitmen Pemda Provinsi Jabar dalam memberantas hoaks Pemilu 2024. Tujuannya agar Pemilu 2024 berlangsung aman, netral, tenang,” ucapnya.